Macam-macam hama dan penyakit tanaman jahe: Bagaimana pengendaliannya

Budidaya Jahe Merah dengan Sistem Polybag

Jahe adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Jahe dapat digunakan sebagai bahan pangan, obat, maupun industri. Namun, dalam budidaya jahe, terdapat beberapa masalah yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman jahe, yaitu hama dan penyakit.

Macam-macam hama dan penyakit tanaman jahe
Macam-macam hama dan penyakit tanaman jahe

hama dan penyakit tanaman jahe

Hama adalah organisme yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman jahe, baik secara fisik maupun fisiologis. Hama dapat menyerang bagian-bagian tanaman jahe, seperti akar, batang, daun, bunga, atau umbi. Hama dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen jahe. Beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman jahe adalah:

• Ulat tanah (Agrotis ipsilon): Ulat tanah adalah larva dari ngengat yang berwarna coklat kehitaman dengan panjang sekitar 4 cm. Ulat tanah menyerang akar dan umbi jahe dengan cara menggigit dan menggerogoti bagian dalamnya. Akibatnya, akar dan umbi jahe menjadi busuk, keropos, dan berlubang. Ulat tanah aktif pada malam hari dan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari.

• Kutu daun (Aphis gossypii): Kutu daun adalah serangga kecil berwarna hijau kekuningan dengan ukuran sekitar 1-2 mm. Kutu daun menyerang daun jahe dengan cara menghisap cairan selnya. Akibatnya, daun jahe menjadi layu, menguning, dan mengkerut. Kutu daun juga mengeluarkan lendir manis yang disebut madu kutu yang dapat menarik semut atau jamur hitam. Kutu daun dapat berkembang biak dengan cepat dan menyebar melalui angin atau serangga lain.

• Tungau (Tetranychus urticae): Tungau adalah serangga mikroskopis berwarna merah dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Tungau menyerang daun jahe dengan cara menusuk permukaan daun dan menghisap cairan selnya. Akibatnya, daun jahe menjadi bercak kuning dan kering. Tungau dapat hidup di bawah permukaan daun dan sulit terlihat dengan mata telanjang.

• Lalat umbi (Delia platura): Lalat umbi adalah serangga berwarna abu-abu dengan panjang sekitar 5 mm. Lalat umbi menyerang umbi jahe dengan cara bertelur di permukaan tanah dekat umbi jahe. Larva lalat umbi berwarna putih dengan panjang sekitar 1 cm. Larva lalat umbi menyerang umbi jahe dengan cara memasuki bagian dalamnya dan memakannya. Akibatnya, umbi jahe menjadi busuk dan berlubang.

Penyakit adalah gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti jamur, bakteri, virus, atau nematoda. Penyakit dapat menimbulkan gejala abnormal pada tanaman jahe, seperti bercak, busuk, layu, atau kerdil. Penyakit dapat mengurangi pertumbuhan dan hasil panen jahe. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman jahe adalah:

• Busuk rimpang (Pythium aphanidermatum): Busuk rimpang adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pythium aphanidermatum yang hidup di dalam tanah. Jamur ini menyerang akar dan umbi jahe dengan cara memecah jaringan selnya. Akibatnya, akar dan umbi jahe menjadi busuk, lunak, dan berbau tidak sedap. Gejala busuk rimpang biasanya muncul saat tanaman jahe berumur 2-3 bulan.

• Layu bakteri (Ralstonia solanacearum): Layu bakteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum yang hidup di dalam tanah atau air. Bakteri ini menyerang akar dan batang jahe dengan cara masuk ke dalam pembuluh xilem dan menghambat aliran air dan nutrisi. Akibatnya, tanaman jahe menjadi layu, kering, dan mati. Gejala layu bakteri biasanya muncul saat tanaman jahe berumur 3-4 bulan.

• Bercak daun (Colletotrichum capsici): Bercak daun adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici yang hidup di udara. Jamur ini menyerang daun jahe dengan cara menempel pada permukaan daun dan menginfeksi jaringan selnya. Akibatnya, daun jahe menjadi bercak coklat atau hitam dengan tepi berwarna kuning. Gejala bercak daun biasanya muncul saat tanaman jahe berumur 4-5 bulan.

• Kerdil kuning (Potyvirus): Kerdil kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Potyvirus yang hidup di dalam sel tanaman. Virus ini menyerang daun jahe dengan cara mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan selnya. Akibatnya, daun jahe menjadi kuning, kerdil, dan berbentuk tidak normal. Gejala kerdil kuning biasanya muncul saat tanaman jahe berumur 5-6 bulan.

Untuk mencegah dan mengatasi hama dan penyakit tanaman jahe, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

• Pemilihan bibit: Bibit jahe harus dipilih dari sumber yang sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Bibit jahe juga harus disortir dan dibersihkan sebelum ditanam.

• Pengolahan tanah: Tanah harus digemburkan dan dicampur dengan pupuk organik atau kompos untuk meningkatkan kesuburan dan aerasi tanah. Tanah juga harus disiram dengan air panas atau larutan fungisida atau insektisida untuk membunuh patogen atau hama yang ada di dalam tanah.

• Penanaman: Jahe harus ditanam pada jarak yang sesuai, yaitu sekitar 30-40 cm antar baris dan 15-20 cm antar tanaman. Penanaman yang terlalu rapat dapat menyebabkan kelembaban tinggi dan memudahkan penyebaran hama dan penyakit.

• Pemeliharaan: Jahe harus disiangi secara rutin untuk menghilangkan gulma atau tanaman liar yang dapat bersaing atau menjadi inang hama dan penyakit. Jahe juga harus disiram secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah stres tanaman.

• Pengendalian hayati: Pengendalian hayati adalah penggunaan organisme hidup untuk mengendalikan hama dan penyakit secara alami. Beberapa contoh pengendalian hayati untuk hama dan penyakit tanaman jahe adalah:

o Cacing tanah: Cacing tanah dapat membantu mengurai bahan organik di dalam tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Cacing tanah juga dapat memakan telur atau larva ulat tanah yang ada di dalam tanah.

o Laba-laba: Laba-laba dapat memakan kutu daun, tungau, atau serangga lain yang menyerang daun jahe. Laba-laba dapat ditemukan secara alami di sekitar lahan atau diperbanyak dengan cara meletakkan sarang laba-laba di antara tanaman jahe.

o Kumbang ladybird (Coccinella septempunctata): Kumbang ladybird adalah predator alami dari kutu daun. Kumbang ladybird berwarna merah dengan bintik hitam dan dapat ditemukan secara alami di sekitar lahan atau diperbanyak dengan cara meletakkan kumbang ladybird hidup di antara tanaman jahe.


o Parasitoid (Diaeretiella rapae): Parasitoid adalah serangga yang hidup sebagai parasit pada hama. Parasitoid dapat membunuh hama dengan cara menaruh telur di dalam tubuh hama atau menghisap cairan tubuh hama. Parasitoid yang dapat mengendalikan kutu daun adalah Diaeretiella rapae, yang merupakan lalat kecil berwarna putih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!