Budidaya Cabai lengkap Perlindungan hama penyakit

budidaya cabai
budidaya cabai
budidaya cabai

budidaya cabai

Kebanyakan budidaya cabai di lakukan di daerah tropis. Cabai di gunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, acar, saus serta untuk obat-obatan. Vitamin ‘A’ dan ‘C’, fosfor dan kalsium banyak di temukan dalam buah cabai. Rasa pedas pada cabai di sebabkan oleh kandungan kimia capsaicin yang ada di dalamnya.


Karena kepedasan dan aroma dalam cabai, cabai paling banyak di gunakan sebagai bumbu masakan, yang memberikan kepedasan yang tepat pada makanan serta meningkatkan daya cerna. Capsaicin, zat pedas yang di temukan dalam cabai, juga banyak di minati di industri farmasi dan kosmetik. Cabai merupakan tanaman komersial yang penting bagi petani.


Budidaya cabai untuk sayuran dan bumbu masakan. Umumnya cabai merah yang di jadikan sebagai penyedap masakan sementara cabai hijau cenderung di gunakan untuk membuat acar. Begitu pentingnya cabai dalam kehidupan manusia sehingga petani harus membudidayakan dengan teknologi yang ilmiahnya. Sehingga mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari panennya. Pada artikel ini akan kami berikan penjelasan rinci tentang bagaimana melakukan budidaya cabai yang lebih baik.


iklim yang cocok untuk tanaman cabai


Iklim yang panas dan lembab sangat baik bagi tanaman cabai. Dingin atau panas yang ekstrim sangat berbahaya bagi tanaman cabai. Tanaman cabai dapat dengan mudah di budidayakan di semua jenis iklim. Untuk tanaman tadah hujan, dapat dengan mudah tumbuh bahkan di daerah yang memiliki curah hujan 100 cm.


Suhu 17 hingga 21 derajat Celcius cocok untuk mendapatkan hasil panen cabai yang baik mulai dari proses perkecambahan benih hingga pada tahap pertumbuhan. Cuaca yang sangat panas berbahaya pada saat tanaman bacai dalam proses pembungaan dan pembuahan.


pemilihan lahan untuk budidaya cabai


Cabai dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah apalagi dengan drainase yang baik. Namun, tanah lempung atau lempung hitam yang mengandung bahan organik adalah yang paling cocok. Tanah yang mengandung garam dan alkali tidak cocok untuk ini untuk tanaman cabai. Nilai pH tanah 6,5 sampai 7,5 adalah yang paling baik untuk cabai, tetapi juga dapat tumbuh di tanah dengan nilai pH 8 (Vertisols).


Jumlah benih untuk budidaya cabai


Jumlah benih cabai varietas OP 1,0-1,50 kg dan varietas hibrida 250-350 gm cukup untuk menyiapkan persemaian seluas satu hektar lahan.


Pembibitan & Penanaman tanaman cabai


Cabai dapat di tanam di semua musim seperti hujan dan musim panas. Tetapi tanaman cabai mulai di budidayakan di bulan Juni hingga Oktober. Karena pada bulan ini curah hujan tidak terlalu tinggi sehingga baik untuk proses pembungaan dan pembuahan.


Proses persiapan pembibitan cabai


Hal-hal berikut harus di ingat saat menyiapkan pembibitan cabai, yaitu

  1. Pada saat persiapan pembibitan cabai, campurkan 2 hingga 3 keranjang kompos atau kotoran sapi yang sudah terurai sempurna ke dalam tanah seberat 50 gram per bedengan.
  2. Untuk menyiapkan bibit cabai, semai benih pada bedengan berukuran 3 x 1 meter. Bedengan di buat setinggi 15 cm dari permukaan tanah.
  3. Sehari sebelum di semai, obat carbendazim harus di larutkan dengan takaran 1,5 gram per liter air. Lalu rendam benih dengan larutan tersebut selama kurang lebih 15 menit agar benih tidak berjamur atau busuk pada saat penyemaian. Petani yang menggunakan benih dalam negeri di sarankan untuk merawat benih dengan Thiram @ 2,5 g per kg benih.
  4. Keesokan harinya tabur benih dengan membuat alur sedalam 0,5-1 cm pada jarak 5 cm di atas bedengan.
  5. Setelah di semai, tutuplah bedengan dengan campuran kotoran sapi, tanah dan pasir (1:1:1). Kemudian itu tutup bedengan dengan jerami, rumput kering atau daun pisang setelah 6. Setelah 10 hari perkecambahan, semprotkan 2 gram caper oxychloride per liter air dan semprotkan.
  6. Bibit tidak boleh lebih dari 25 sampai 35 hari di tempat penyemaian sehingga harus segera di pindahkan kelahan pembesaran.

manajemen penyiraman tanaman cabai


Tanaman cabai harus di airi tergantung pada jenis tanah dan curah hujan. Jika curah hujan kurang maka penyiraman harus di lakukan dengan selang waktu 10 sampai 15 hari. Jika tanahnya berlempung, penyiraman harus di berikan dengan selang waktu 10 sampai 12 hari dan pada tanah yang miring penyiraman harus di lakukan dengan selang waktu 10 hari. Pengairan sangat di perlukan pada saat pembungaan dan pembentukan buah pada tanaman cabai. Dalam kondisi ini, karena kurangnya penyiraman, buah dan bunga cabai akan jatuh pada tahap masih muda. Selain itu, air tidak boleh di biarkan menggenang di tanaman cabai.


penggunaan mulsa pada tanaman cabai


Mulsa adalah metode pertanian yang sangat lama di gunakan. Dengan mulsa, petani mencoba untuk menjaga kelembaban tanah dengan metode ini. Sebelumnya para petani biasa mencoba menghemat kelembaban di ladang melalui daun kering, jerami dll.


Dengan mulsa, metode tetes di gunakan untuk penyiraman tanaman cabai yang bedengannya di tutupi dengan mulsa. Ini di gunakan untuk mencegah hilangnya kelembaban dari tanah.


Dalam pertanian modern, lembaran plastik di gunakan sebagai pengganti daun kering, jerami, dll. Lembaran mulsa plastik tahan ultraviolet dengan ketebalan 30 mikron juga di gunakan untuk pengendalian gulma. Karena itu produksi yang lebih baik dapat di capai. Dan dengan penggunaan mulsa ini akan lebih sedikit memerlukan air untuk menjaga kelembaban tanah.
Manfaat Mulsa- Penggunaan mulsa dalam budidaya tanaman cabai akan menghemat air. Dan juga akan menghemat biaya penyiangan. Mulsa juga bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas cabai.


Pengelolaan Hara dengan Teknik Fertigasi – Tanaman cabai yang di tanam di bedengan menggunakan sistem irigasi tetes dan pupuk larut air seperti 19:19:19 yang di tetes dengan air irigasi akan ada penghematan pupuk. Di samping itu kapasitas pemanfaatan pupuk juga akan lebih efektif dan efisien. Sehingga akan meningkatkan pertumbuhan tanaman karena pupuk yang di berikan mudah di serap tanaman


Manajemen pupuk pada tanaman cabai


Penggunaan pupuk pada tanaman cabai harus berdasarkan uji tanah. Umumnya, dalam satu hektar lahan dibutuhkan 25 hingga 30 ton kotoran sapi yang telah terurai sempurna dicampur ke tanah pada saat persiapan lahan. Gunakan 120 hingga 150 kg nitrogen, 60 kg fosfor, dan 80 kg kalium.

manajemen gulma pada tanaman cabai


Umumnya pada tanaman cabai, penyiangan pertama harus dilakukan setelah 20 sampai 25 hari setelah tanam dan penyiangan kedua setelah 35 sampai 40 hari setelah penyiangan pertama. Penyiangan juga dapat dilakukan dengan mesin. Namun penyiangan dengan mesin harus dilakukan oleh profesional karena bisa mengganggu tanaman cabai. Prioritaskan penyiangan dengan tangan, sehingga tanaman tidak menghadapi masalah. selain pengendalian gulma kelembaban tanah juga harus terjaga, maka gunakanlah mulsa di ladang cabai. Jika ingin mengendalikan dengan pembasmi gulma, semprotkan 300 gram Oxyfluorphane sesaat sebelum tanam dengan melarutkan 600 hingga 700 liter air per hektar.

Hama dan Pencegahan pada tanaman cabai

  • Ulat Putih – Bulu serangga ini merusak akar tanaman dan menyebabkan kerusakan besar pada tanaman. Tanaman benar-benar hancur di daerah yang terkena dampak.
    • Pencegahan – Phorate 10g atau Carbofuran 3g @ 25 kg per hektar harus dicampur dalam tanah sebelum tanam.
  • Lalat putih, thrips daun, teal hijau dan moyla – serangga ini menyebabkan kerusakan besar pada tanaman dengan mengisap getah dari daun pada bagian tanaman yang lunak.
    • Pencegahan– Penyemprotan Phosphomidon 85 0,3 ml atau Malathion atau Methyl demeton dengan takaran satu ml per liter air. Ulangi penyemprotan setelah 15 hingga 20 hari sesuai kebutuhan.
  • Pencegahan- Pada saat penanaman, alih-alih memindahkan tanaman, tambahkan 25 kg karbofuran dengan takaran 3 gram per hektar atau rendam akar tanaman dalam satu ml Phosphomidon per liter rendam di air selama setengah jam dan setelah itu tanam bibit di lahan.

Manajemen penyakit dan pencegahan pada tanaman cabai

  • Ardagalan (Damping off) – Wabah penyakit terjadi pada tanaman tahap muda. Bagian batang yang terletak di permukaan tanah menjadi hitam dan menjadi lemah serta tanaman muda rontok dan mati.
    • Pencegahan– Sebelum disemai, taburlah benih dengan memperlakukannya dengan thiram atau captan dengan takaran 3 gram per kg benih. Sebelum disemai di persemaian, campurkan thiram atau captan dengan kecepatan 4 sampai 5 gram per meter persegi. Pembibitan harus dilakukan di tanah yang ditinggikan 4 hingga 6 inci dari tanah sekitarnya.
  • Penyakit Bintik – Pada wabah penyakit ini, bintik-bintik putih seperti tepung muncul di daun dan daun yang sakit lebih banyak menguning dan rontok.
    • Pencegahan- Semprotkan larutan Kerathion 1 ml atau Calexin satu ml per liter air dan ulangi dengan selang waktu 15 hari sesuai kebutuhan.
  • Daun dan batang Warna hitam (Anthroclose) – Bintik-bintik hitam kecil terbentuk pada daun dan daun mulai rontok. Cabang-cabang mulai mengering dari atas ke bawah pada tahap yang parah. Gejala penyakit juga terlihat pada buah yang masak.
    • Pencegahan- Lakukan 2 hingga 3 semprotan larutan Mancozeb atau Zineb sebanyak 2 gram per liter air dengan selang waktu 15 hari.
  • Penyakit bercak bakteri- Karena wabah penyakit, bintik-bintik kecil berair terbentuk pada daun dan kemudian muncul seperti timbul dari coklat tua menjadi warna segar. Akhirnya daun yang sakit menguning dan rontok.
    • Pencegahan- Semprotkan larutan Streptocycline 200 mg, atau Copper oxychloride 3 gm dan Streptocycline 100 mg per liter air dengan selang waktu 15 hari sesuai kebutuhan.
  • Daun dan mosaik (Penyakit virus) – Karena wabah penyakit daun, daun menjadi keriput, kecil dan berkerut. Karena penyakit mosaik, bintik-bintik kuning gelap dan terang terbentuk pada daun. Serangga sangat membantu dalam penularan penyakit.
    • pencegahan – Cabut dan musnahkan tanaman yang sakit, untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, semprotkan Dimethoate dengan takaran satu ml per liter air.

Pengendalian lain penyakit cabai

  • Sebelum disemai, sambil mempersiapkan persemaian, tambahkan Karbofuran 3g dengan takaran 8 hingga 10 g per meter persegi di dalam tanah.
  • Gunakan bibit yang sehat pada saat tanam.
  • Setelah 10 sampai 12 hari setelah tanam, semprotkan larutan Methyl demeton dengan takaran satu ml per liter air dan ulangi setelah 20 hari sesuai kebutuhan. Setelah berbunga, alih-alih insektisida di atas, semprotkan Malathion dengan takaran satu mililiter per liter air.

Panen buah cabai

Cabai hijau menjadi mudah pecah setelah sekitar 85 sampai 95 hari setelah tanam. Dengan cara ini buah matang dipetik dengan selang waktu 1 sampai 2 minggu sekali.

Untuk cabai kering, buah dipetik setelah berumur 140 sampai 150 hari ketika warna cabai berubah menjadi merah. Tetapi dengan memetik cabai berulang kali, buahnya akan lebih banyak.

Buah yang matang di jemur di bawah sinar matahari selama 8 sampai 10 hari. Ketika setengah kering, buah di kumpulkan di tumpukan pada malam hari kemudian lakukan penekanan terhadap buah cabai. Sehingga cabai menjadi pipih dan mudah kering.


Penghasilan budidaya cabai

Setelah budidaya dengan metode ilmiah di atas, dalam kondisi yang menguntungkan, hasil rata-rata 125 hingga 250 kuintal dari varietas umum cabai hijau dan 250 hingga 400 kwintal per hektar dari varietas hibrida.

25 sampai 30 kuintal per hektar dapat di peroleh dari varietas umum cabai kering dan 30 sampai 40 kuintal per hektar dari varietas hibrida.

cara memotong biaya budidaya cabai

Budidaya cabai di anggap sebagai pertanian yang sangat mahal. Penyebab utamanya adalah ketergantungan petani yang berlebihan terhadap pupuk kimia dan obat-obatan dalam budidaya cabai ini. Untuk mengurangi pengeluaran dalam tanaman cabai, petani harus menggunakan pupuk organik seperti kotoran cacing tanah, bungkil mimba, kotoran kotoran hewan, pupuk hijau, biopestisida, minyak mimba dll di samping juga penggunaan pupuk kimia dan obat-obatan yang seimbang. Bahkan jika petani melakukan penyiangan tanpa menggunakan bahan kimia pembasmi gulma, biayanya akan berkurang.

Cara untuk meningkatkan hasil panen cabai

Gunakan benih bersertifikat.

  • Membuat sistem drainase yang baik pada tanaman cabai.
  • Rawat lokasi pembibitan dengan fungisida Carbendazim.
  • Jangan menyiapkan pembibitan di lahan yang telah di tanami cabai, kedelai, moong, okra tadi.
  • Buat pembatas di sekitar persemaian dengan kain atau jaring, terus semprot kain atau jaring dengan air seni sapi/minyak nimba/buttermilk busuk setiap 4 sampai 5 hari sekali.
  • Dengan ini, banyak jenis hama dan hewan di persemaian dapat di selamatkan.
  • Mencabut dan menghancurkan tanaman yang terinfeksi virus.
  • Gunakan pupuk berdasarkan uji tanah.
  • Gunakan pupuk kimia dan obat-obatan dalam jumlah yang seimbang.
  • Panen buah tepat waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!