10 langkah Pengendalian hama dan penyakit tanaman jahe

Budidaya jahe 1

Hama jahe dan pengendaliannya


Jahe adalah salah satu tanaman rempah-rempah yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Jahe memiliki banyak manfaat, baik sebagai bumbu masak, obat tradisional, maupun bahan industri. Namun, dalam budidaya jahe, terdapat beberapa kendala yang dapat mengurangi produktivitas dan kualitas jahe, salah satunya adalah serangan hama.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman jahe
Pengendalian hama dan penyakit tanaman jahe

Pengendalian hama dan penyakit tanaman jahe

Hama jahe adalah organisme yang dapat merusak tanaman jahe, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hama jahe dapat menyerang bagian akar, batang, daun, maupun umbi jahe. Beberapa hama jahe yang umum ditemukan di Indonesia adalah:

• Ulat tanah (Agrotis ipsilon): Hama ini menyerang akar dan umbi jahe, menyebabkan busuk dan keropos. Ulat tanah berwarna coklat kehitaman dengan panjang sekitar 4 cm. Ulat tanah aktif pada malam hari dan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari.


• Kutu daun (Aphis gossypii): Hama ini menyerang daun jahe, menghisap cairan sel dan mengeluarkan lendir manis yang dapat menimbulkan jamur hitam. Kutu daun berwarna hijau kekuningan dengan ukuran sekitar 1-2 mm. Kutu daun dapat berkembang biak dengan cepat dan menyebar melalui angin atau serangga lain.


• Tungau (Tetranychus urticae): Hama ini menyerang daun jahe, menyebabkan bercak kuning dan kering. Tungau berwarna merah dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Tungau dapat hidup di bawah permukaan daun dan sulit terlihat dengan mata telanjang.


• Lalat umbi (Delia platura): Hama ini menyerang umbi jahe, menyebabkan busuk dan berlubang. Lalat umbi berwarna abu-abu dengan panjang sekitar 5 mm. Lalat umbi bertelur di permukaan tanah dekat umbi jahe. Larva lalat umbi berwarna putih dengan panjang sekitar 1 cm.


Untuk mengendalikan hama jahe, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

• Pemilihan bibit: Bibit jahe harus berasal dari sumber yang sehat dan bebas dari hama. Bibit jahe juga harus disortir dan dibersihkan sebelum ditanam.


• Pengolahan tanah: Tanah harus digemburkan dan dicampur dengan pupuk organik atau kompos. Tanah juga harus disiram dengan air panas atau larutan insektisida untuk membunuh telur atau larva hama yang ada di dalam tanah.


• Penanaman: Jahe harus ditanam pada jarak yang sesuai, yaitu sekitar 30-40 cm antar baris dan 15-20 cm antar tanaman. Penanaman yang terlalu rapat dapat menyebabkan kelembaban tinggi dan memudahkan penyebaran hama.


• Pemeliharaan: Jahe harus disiangi secara rutin untuk menghilangkan gulma atau tanaman liar yang dapat bersaing atau menjadi inang hama. Jahe juga harus disiram secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah stres tanaman.


• Pengendalian hayati: Pengendalian hayati adalah penggunaan organisme hidup untuk mengendalikan hama secara alami. Beberapa contoh pengendalian hayati untuk hama jahe adalah:

o Cacing tanah: Cacing tanah dapat membantu mengurai bahan organik di dalam tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Cacing tanah juga dapat memakan telur atau larva ulat tanah yang ada di dalam tanah.


o Laba-laba: Laba-laba dapat memakan kutu daun, tungau, atau serangga lain yang menyerang daun jahe. Laba-laba dapat ditemukan secara alami di sekitar lahan atau diperbanyak dengan cara meletakkan sarang laba-laba di antara tanaman jahe.

o Kumbang ladybird (Coccinella septempunctata): Kumbang ladybird adalah predator alami dari kutu daun. Kumbang ladybird berwarna merah dengan bintik hitam dan dapat ditemukan secara alami di sekitar lahan atau diperbanyak dengan cara meletakkan kumbang ladybird hidup di antara tanaman jahe.


o Parasitoid (Diaeretiella rapae): Parasitoid adalah serangga yang hidup sebagai parasit pada hama. Parasitoid dapat membunuh hama dengan cara menaruh telur di dalam tubuh hama atau menghisap cairan tubuh hama. Parasitoid yang dapat mengendalikan kutu daun adalah Diaeretiella rapae, yang merupakan lalat kecil berwarna hitam dengan panjang sekitar 2 mm.

• Pengendalian kimia: Pengendalian kimia adalah penggunaan bahan kimia untuk membunuh hama. Pengendalian kimia harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk penggunaan, karena dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa contoh bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama jahe adalah:

o Karbofuran: Karbofuran adalah insektisida yang dapat membunuh ulat tanah, lalat umbi, dan serangga lain yang menyerang akar atau umbi jahe. Karbofuran dapat diberikan dengan cara mencampurkan karbofuran dengan pupuk atau pasir dan menaburkannya di sekitar tanaman jahe saat penanaman atau setelah tanaman berumur 2-3 bulan.


o Malation: Malation adalah insektisida yang dapat membunuh kutu daun, tungau, dan serangga lain yang menyerang daun jahe. Malation dapat diberikan dengan cara menyemprotkan malation ke daun jahe secara merata dan berulang setiap 7-10 hari.


o Imidakloprid: Imidakloprid adalah insektisida yang dapat membunuh kutu daun, tungau, dan serangga lain yang menyerang daun jahe. Imidakloprid dapat diberikan dengan cara menyemprotkan imidakloprid ke daun jahe secara merata dan berulang setiap 10-14 hari.

Demikian artikel yang saya buat tentang hama jahe dan pengendaliannya. Semoga bermanfaat.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!